Rabu, 23 Desember 2009

cerpen

Hari ini adalah hari pertama aku masuk di sekolahku yang baru, aku pindah dari SMA N 1 SURABAYA ke SMU 2 RSNBI Flores Nusa Tenggara Timur, aku masuk di kelas XI Alam 1.
“ Assalamualaikum. ” ( ucap Bu Meila wali kelasku ) ” waalaikum salam “ ( serentak anak-anak kelas XI Alam 1 menjawab ) “ Anak- anak, di kelas kita akan ada anak baru,” ucap Bu Meila, lalu memanggilku masuk kelas dan menyuruhku untuk memperkenalkan diri kepada teman-teman di depan kelas. Setelah itu aku dipersilahkann duduk dibangku nomer tiga dari depan dan bersebelahan dengan anak cowok. “ yah sudah anak-anak Ibu tinggal dulu, kalian jangan ramai .” setelah Bu Meila keluar dari kelasku anak cowok yang duduk disampingku berkenalan denganku namanya Ruli, setelah itu teman-teman yang duduk dibangku depanku juga berkenalan denganku namanya Sari, Nita, Sheby, dan Fitri. Mereka adalah empat sahabat sejak kecil, rumah mereka juga saling berdekatan.
Beberapa saat kemudian guru Bahasa Inggris masuk kelas. “assalamualaikum”
“ waalaikum salam.“ “ how are you student.” “alhamdulillah I’m fine Allahhuakbar.”
( serentak teman-temanku menjawab salam dari pak Wawan, guru Bahasa Inggrisku.) “ Pak, ada murid baru.” Ucap Sheby “ mana anaknya?” “ dia duduk disebelah Ruli, pak.” Lalu pak Wawan menyuruhku memperkenalkan diri dengan berbahasa Inggris, ketika itu aku sedikit tegang , takut salah ketika ngomong, tapi untungnya aku lanca-lancar aja. Setelah itu aku dipersilahkan duduk kembali dan pelajaran segera dimulai.
Setelah pelajaran Bahasa Inggris selesai, dua jam berikutnya pelajaran bahasa Jerman, ketika pelajarannya Bu Ema aku juga disuruh memperkenalakn diri, tapi untungnya nggak pake Bahasa Jerman,
mungkin Bu Ema tahu kalo di sekolahku yang dulu nggak ada Bahasa Jerman yang ada hannya Bahasa Perancis dan Bahasa Jepang. Setelah pelajaran selesai kita istirahat, saat itu aku diajak Nita dan teman-temannya pergi ke kantin dan makan bakso.


 ketika di kantin
“ Wi, kamu kenapa pindah ke sini ?” Tanya Sheby “ Aku pindah kesini karena ayahku dinas disini.” “ jadi kamu sering pindah ngikutin kerjanya ayahmu?” Tanya Sari “ iya” “ emangnya berapa lama ayahmu kerja disini, terus kamu mau pindah kemana lagi?” “Ayahmu kerja disini kurang lebih lima tahun dan planingnya setelah itu kita akan pindah ke Palu.” “Lalu rumah orang tuamu aslinya dimana ?”
“rumah orang tuaku di Bandung.” “ Enak yah kayak Dewi, hidupnya nggak permanen, bisa punya kenalan banyak.” Kata sheby. Beberapa lama kemudian bel masuk kelas berbunyi, Q-ta semua meninggalkan kantin dan kembali ke kelas.
Ketika di kelas sebelum pelajaran dimulai Fitri menanyakan nomer HPku, dia juga ngasih aku nomernya dan nomer teman-temannya.

Bel pulang sekolah telah berbunyi aku pulang dengan berjalan kaki, soalnya rumahku dekat dengan sekolah.


Sudah satu minggu aku tinggal di Flores, dan ketika hari sabtu sore aku diajak tetanggaku jalan-jalan ke pantai Larantuka. Aku seneng ketika sampai di sana, pemandangannya begitu indah selain itu juga pantainya masih terjaga kebersihannya.
Setelah lama Q-ta jalan-jalan dan hari juga mulai malam Q-ta kembali pulang.
Malam hari ketika sedang belajar aku mendapat dua sms yang nomernya nggak aku kenal, ketika aku telpon dia tidak menggangkatnya lalu aku sms balik buat nanyak siapa dia, sayangnya dia nggak bales smsku.


Tiga hari sudah, setiap malam dia selalu sms aku, dan isi sms itu selalu saja kata-kata mutiara. Lalu ketika di sekolah aku menanyakan nomor ini pada temanku, sayangnya mereka nggak ada yang tahu, lalu aku menceritakan tentang sms itu pada Nita dan Sari, soalnya mereka yang lebih akrab denganku.

Ketika malam hari sekitar jam tujuh dia mengajakku keluar dan bersedia untuk menjemputku, tapi aku menolaknya karena aku takut ketauan sama ayah, dan saat itu aku nanya siapa dia sebenarnya dia masih nggak mau ngaku.

Saat di sekolah aku bercerita lagi pada Nita dan Sari tentang cowok itu. Lalu Sari nanyak sama Fitri apakah dia pernah ngasih nomer hpku ke anak cowok dan Fitri bilang tidak, terus Nita menceritakan semua sms yang aku terima selama ini pada Fitri
Setelah mendengar cerita itu, nampaknya Fitri mendukung aku jika nantinya aku jalan sama cowok yang selalu sms aku tiap malam.
Beberapa hari ini semangat belajar aku sedikit berkurang, masalahnya aku penasaran sama cowok itu, lalu ketika jam istirahat aku menemui Ruli.
“ Rul, aku boleh nanya sesuatu nggak?” “ tentang apa?” “cowok” “ memangnya ada apa?” “cowok itu, kalau suka sama cewek yang dia lakukan pertama kali apa?” “ memandangnya dengan senyuman, memperhatikan tingkah laku, ucapan lalu mendekatinya dengan lemah lembut. Kenapa kamu tanya itu Wi?” “ yah aku cumin pengen tau aja.” “tapikan kamu nggak pernah cari tau soal cowok sebelumnya, emangnya ada apa sich, kamu cerita donk, mungkuin aku bisa bantuin kamu.” Lalu aku menceritakan semuanya pada Ruli tentang sms itu dan aku minta pendapatnya. “oh… jadi kamu sekarang sudah punya pengagum rahasia, selamat yach, kamu beruntung loh Wi, oh yach entar kalo cowok itu sms kamu lagi aku nitip salam yach.”
“ kamu bisa aja Rul.” Ucapku sambil tersenyum, beberapa saat kemudian bel masuk kelas berbunyi dan kita kembali ke kelas.



“ Dewi….” Ruli memanggilku dari belakang dengan mengendarai motornya lalu berhenti di sebelahku. “ temanku hari ini nggak masuk sekolah, jadi aku sendirian, ayo bareng sama aku Wi.” “ nggak usah Rul, makasih.” “ nggak pa pa Wi, lagi pula aku kan melewati rumahmu.” “ yach sudah kalo begitu, makasih yach Rul.” “sama-sama Wi.”


Sesampainya di depan rumah ayah melihatku turun dari motornya Ruli. Lalu ayah membukakan pagar rumah. “Assalamualaikum Yah.” Ucapku sambil mencium telapak tangan ayah. “ Waalaikum salam” setelah itu aku memperkenalkan Ruli dengan ayah. “ makasih Yach Rul sudah mengantarkan Dewi pulang.” “ iya, sama-sama om. Aku pulang dulu yach Wi, mari om.” “yach, hati-hati di jalan.”
“Apa kamu ada hubungan special sama Ruli?” Tanya Ayah sambil menutup pagar. “tidak, kita hannya sebatas teman Yah, nggak lebih dari itu.”
“yach sudah kalau begitu, tapi kamu masih ingatkan janjimu pada ayah?” “ Dewi masih ingat Yah, bahwa Dewi nggak akan pacaran sampai sekolah Dewi selesai.”
“ syukurlah, ayo kita masuk.” ‘ iya,Yah.”


Sudah lima hari aku mendapat sms dari penggemar rahasiaku, tapi kenapa malam ini dia nggak sms aku lagi yach.
Seketika itu ternyata dia menelponku. “ halo.“jawabku dengan sedikit gugup. “halo Wi, sorry yach kalo aku ganggu kamu” “Aku nggak merasa terganggu kok, emangnya ada apa kamu nelpon aku, biasanyakan kamu cukup dengan kirim sms, tolong kamu jujur sama aku siapa kamu sebenernya?” “ kali ini aku sengaja nggak sms kamu, karena aku ingin kamu tahu satu hal mengenai perasaanku padamu.”
“ perasaan apa?” “aku merasakan sesuatu yang berbeda pada diriku setelah kehadiranmu di kelas XI Alam 1, ketikaku meihatmu aku merasakan kedamaian, ketikaku mencoba mendekatimu bergetar hatiku, saat itu juga aku sempat berfikir mungkinkah ini yang namanya jatuh cinta, dan hari ini aku mengatakan yang sejujurnya dari dalam hatiku, agar kamu mengetahui perasaanku dan mengapa aku selalu mengirim sms setiap malam buat kamu.” “ Aku ngerti perasaan kamu, tapikan aku nggak tahu siapa kamu.”
“ mungkin sudah saatnya aku kasih tahu sama kamu, siapa aku sebenarnya, aku cowok yang duduk dibangku paling belakang, “
“ Dewi” Ayah memanggilku dengan nada keras. “ iya Yah.” Jawabku sambil menutup telpon, lalu aku menemui ayah di ruang tamu. “ ada apa Yah?” “ pulsa Ayah habis, Ayah minta pulsamu untuk telpon teman Ayah, ini penting Wi.”
“ Dewi ambil hp di kamar dulu Yah.” Setelah aku mengambilnya aku memberikan pada Ayah, lalu aku disuruh ayah kembali ke kamar.


“Dewi ..” Panggil Ayah dengan keras dengan nada marah. “ yach Yah.” Jawabku, aku nggak tau kenapa pagi-pagi benar Ayah memanggilku, setelah bersiap-siap aku menemui Ayah di meja makan. “ duduk !” bentak Ayah dengan nada marah.
“ kemarin malam Ayah membaca semua sms yang ada di hpmu dan melihat panggilan terakhir, Ayah kecewa sama kamu, Ayah pikir kamu bisa memegang janji dan ternyata Ayah salah, kamu sudah membohongi Ayah.” “ Maafkan Dewi Yah, Dewi tidak bermasksud membuat Ayah kecewa, tapi sungguh Yah Dewi tidak dekat dengan cowok selain Ruli, aku juga tidak tahu siapa yang mengirim sms itu dan kemarin malam dia sengaja menelpon Dewi, dia mau ngaku sama Dewi, ketika dia mau memberitahu namanya, Ayah memanggilku lalu aku nenutup telponnya, jadi aku tidak sempat tahu namanya, Ayah harus percaya sama Dewi, Aku nggak mau ngecewain Ayah.” Jelasku sambil meneteskan air mata. “ mungkin kali ini Ayah bisa percaya sama kamu.” “ makasih Yah, dan Dewi janji nggak akan buat Ayah kecewa.” “ yach sudah kalau begitu, kamu sekarang sarapan dulu setelah itu berangkat ke sekolah. Ketika aku berangkat ke sekolah ditengah perjalanan aku bertemu dengan Sari, lalu kita berangkat bersama dan ketika itu aku menceritakan kejadian tadi malam dan tadi pagi, setelah sampai di kelas, Sari menceritakannya pada Fitri, Nita, Sheby, dan Ruli.


Baru jam tujuh malam dia menelponku, aku nggak berani nggangkat, takut kataun lagi sama ayah, lalu jam delapan dia telpon lagi dan kali ini aku menggangkat telponnya. “
“ halo.. “ “ halo Wi , aku senang kamu mau ngomong lagi sama aku, Wi kenapa kamu kemarin nutup telponnya?” “ sorry banget, aku kemarin dipanggil Ayah, jadi aku nutup telponnya, oh.. yach akukan belum tahu nama kamu, nama kamu sapa?”
“ namaku pengagum rahasiamu adalah Tri , dan sekarang kamu sudah tahu aku, apakah kamu masih penasaran ?” “ yach enggak lah, kamu kan cowok paling pandai di kelas XI Alam 1.” “ kamu bisa aja Wi, oh.. yach mulai besok aku bolehkan main sama kamu?” “ yach boleh lah, kamu kan juga temanku,
Tri, Ruli tadi kirim salam sama kamu.” “ kamu cerita soal aku pada Ruli? Trus sapa lagi yang kamu certain ?” “ teman yang akrab sama aku hannya lima anak, jadi semuannya tahu tentang kamu.” “ kamu tau nomerku dari sapa?”

“ aku minta nomermu sama Fitri, aku harap kamu nggak marah sama dia, Fitri sengaja aku suruh supaya dia nggak ngomong soal aku ke kamu.” “Kamu tenang aja, aku nggak bakalan marah sama Fitri.” “syukurlah kalo gitu, makasih yach, assalamualaikum.” “ waalaikum salam.”

Hari ini aku memang sudah tau pengagum rahasiaku selam ini, entah kenapa aku jadi cemas, pasalnya aku takut kalo nantinya dia menembakku dan ketika aku menolakknya, dia jadi marah dan benci sama aku lagi pula aku nggak mungkin terima dia karena aku sudah janji sama ayah, dan aku nggak mau ayah marah.


Ketika di sekolah aku menceritakan semua tentang Tri kepada teman-temanku, dan mereka memberitahukanku tentang sifat, dan tingkah laku Tri selama ini.
Setelah satu minggu Tri sms aku, kini setelah kita saling mengenal, kita berteman akrab. Ketika hari sabtu malam Tri datang ke rumahku dan mengajakku ke luar untuk makan malam, setelah ibu memberikan izin sama aku, kita langsung pergi. Sesampainya di depan rumah makan, aku melihat ayah dan temannya sedang memarkirkan mobil, lalu Tri mengajakku masuk ke rumah makan.
Setelah kita selesai makan malam, Tri mengungkapkan kembali isi hatinya padaku dan dia juga Tanya sama aku, apakah aku mau jadi pacarnya, lalu aku menjawab,
kalo aku nggak bisa dan untungnya dia bisa ngerti perasaanku. Setelah itu Tri memegang tanganku, dan ketika itu juga Ayah melihatku ketika akan keluar dari rumah makan. Lalu Ayah menghampiriku dan mengajakku pulang, saat itu Ayah benar-benar marah dan nggak percaya lagi sama aku, sampai–sampai Ayah meminta HPku.



Hari senin pagi, aku diantar Ayah ke sekolah, sesampainya disana ayah menyuruhku masuk kelas lalu ayah masuk ke ruang guru.
Ketika jam istirahat aku dipanggil Bu Meila ke kantor. “ Duduk Wi.” Perintah Bu Meila. Akupun duduk di depannya dan bertanya apa yang terjadi. Lalu Bu Meila memberitahuku kalau tadi Ayahku datang untuk mengurusi surat pindah, akupun sempat terkejut mendengarnya,
lalu Bu Meila menyeruhku kembali ke kelas dan memintaku agar berpamitan sama teman-temanku, soalnya aku besok nggak lagi sekolah disini.

“Assalamualaikum “ ucapku ketika masuk kelas, lalu aku memberitahukan kepada teman-temanku kalo mulai besok, aku tidak lagi sekolah disini,
ketika pulang sekolah teman-teman menemaniku jalan sampai depan rumahku, dan sesampainya didepan rumah, mereka memberiku cindramata asli dari pantai Larantuka, setelah mereka berpamitan pulang, Tri menemuiku dan ia memberiku bintang laut yang dia ambil sendiri dari pantai dekat rumahnya, setelah itu dia minta maaf tentang kejadian kemarin malam, lalu dia kembali pulang, dan akupun masuk ke rumah, aku melihat Ibu sudah menyiapkan barang-barang yang akan aku bawa pergi, lalu Ayah memberiku tiket pesawat menuju Jakarta dan berangkat besok pagi jam tujuh. “ kamu akan tinggal dengan tante Nila, disana kamu sekolah Madrasah bukan lagi sekolah umum, kamu nggak boleh mengulang kesalahanmu dan jangan merepotkan tante Nila. “ “ iya Yah.., Dewi ngerti.”


Pagi ini aku diantar Ayah dan Ibu ke Bandara, aku berangkat sendiri, karena aku sudah tahu rumah Tante Nila.
Tiga minggu tinggal di Flores begitu cepat rasanya, sudah banyak kenangan yang terjadi disana, dan mendapatkan seorang pengagum rahasia ternyata tidak membuat semuannya menjadi baik, justru itu membuat Ayah kecewa dan tidak percaya lagi sama aku. Kali ini aku tidak akan lagi mengulangi kesalahanku dan aku tidak mau mengisi masa lalu dengan mengucurkan air mata dengan sia-sia karena sesungguhnya hari kemarin adalah impian yang telah berakhir dan hari esok adalah cita-cita yang indah sedangkan hari ini adalah kenyataan yang harus aku hadapi.

lagi pula aku tidak akan pernah mampu untuk meraba-rab apa yang akan terjadi hari esok, aku hannya bisa berharap inilah jalan yang terbaik untukku dan untuk keluargaku dalam pencapaian cita-citaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar